TOLERANSI UMMAT ISLAM

"ALLOH tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negrimu.Sesungguhnya ALLOH menyukai orang-orang yang berbuat adil.Sesungguhnya ALLOH hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negrimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim"(QS. Al-Mumtahanah: 8-9)

Dari Ayat diatas jelaslah bahwa kita sebagai manusia tidak diizinkan untuk saling bermusuhan, sebagai orang muslim ayat ini dapat dijadikan acuan bahwa kita wajib bertoleransi bukan berati harus memusuhi kecuali orang itu memusuhi kita, kita wajib untuk mempertahankan diri, artinya kita dijawibkan untuk bertoleransi, agama bukan untuk menjadi alat sebagai perang, apalah arti agama jika dumat didunia ini tidak ada ketenagan, toh agama semua agama mengklaim cinta damai

Rasululloh tidak hanya mengajari ummatnya bertoleransi, tapi juga sekaligus beliau memberikan contoh dan teladan dalam mempelopori hidup berdampingan secara damai. Rasululloh tidak segan-segan menghadiri upacara pernikahan anaknya orang Yahudi atau Nasrani. Beliau juga kerap ta'ziyah, menjenguk orang yang mengalami kesusahan, padahal berlainan agama. Ketika sakit dijenguk, ketika sehat juga dikunjungi.

Lagi pula umat muslim cinta damai hanya saja tidak bertentangan dengan akidah seperti mencampur adukkan ajaran agam, hal ini memang sangat bertentangan dengan agama islam, saudara kaum muslimin mari kita ingat kembali sejarah perjalanan umat muslim sewaktu rosululloh masih di Mekkah, sewaktu itu Rosululloh didatangi para petinggi kafir quraisi dan mereka menawarkan kepada Rosul bahwasannya mereka sanggup memeluk agama islam dalam jangga satu tahun kemudian Rosul dan para pengikutnya ditawari pula untuk memeluk agama yang mereka anut selama setahun pula, artinya gantian dalam menjalankan ajaran agama, kemudian Rosul dan pera pengikutnya datang kemesjid untuk melaksanakan solat, maka dari itu pula mereka para petinggi kafir quraisi sudah menunggu dimesjid, kemudian turunlah Surat AL-Kafirun yang artinya kurang lebih sebagai berikut "Hai orang-orang yang kafir ! "aku tak akan menyembah apa yang kamu sembah. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak akan pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku (Q.S. Kafirun,109:1-6)

Dari ayat ini jelaslah bahwa Islam melarang pencampuradukan ajaran agama, Saudaraku sekalian kalian janganlah tertipu dengan tipu muslihat yang mereka lancarkan untuk memperdaya kita umat muslim dengan istilah natal bersama, jika mereka mau datang ketempat kita pada waktu hari raya ya anggaplah sebagai tamu, dan teman tetapi jika saat natal kamu diharapkan untuk datang hendaknyalah kita untuk menolaknya karena itu sangat bertentangan dengan ajaran yang kita anut yakni mencampur adukkan ajaran agama, dan sesungguhnya itulah yang mereka kehendaki, ingatlah saudara mereka tidak akan pernah senang sebelum kita mengikuti kehendaknya

Dalam surat lain Allah meperingatkan kepada tika umat muslim untuk selalu waspada namun bukan berarti memusuhi "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang yahudi dan orang-orang musrik (Q.S.Almaidah,5:82). Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan "Orang-orang Yahudi dan nasrani tidak akan pernah senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka katakanlah "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)" dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang padamu, maka Allah tidak lagi menolong bagimu (Q.S.Albaqoroh,2:120)

Menerut Syakh Muhammad Thahir Bin Asyur sebagaimana dikutip oleh Quraisi Shihab, bahwa kalimat Batta tattabi'a millatabun (sampai engkau mengikuti agama mereka) adalah kinayah (kalimat yang mempunyai makna bukan sesuai bunyi teksnya) keputusan (tidak adanya kemungkinan ) bagi orang Yahudi dan Nasrani untuk memeluk Islam ketika itu, karena mereka tidak rela Rosul kecuali (kalau Rosul) mengikuti agama mereka dan karena keikutan nabi pada ajaran mereka sesuatu yang mustahil maka keralaan mereka terhadap beliau (Nabi) pun demikian

Agama tidak menjadi penghalang hubungan kemanusiaan. Justru Islam memberikan dorongan agar hubungan kemanusiaan ini terjalin erat dan kompak. Hanya, ada saja orang yang usil, mencoba untuk mencerai-beraikan hubungan baik ini. Mereka adalah sekelompok orang yang iri, hasud dan dengki.Dalam hati mereka ada perasaan, Ummat Islam harus disingkirkan dari gelanggang kehidupan. Ummat Islam harus tetap dipinggiran agar mereka bisa bermain bebas ditengah lapangan.

Dengan alasan apapun, mereka itulah yang hanya mementingkan golongannya sendiri. Mereka ingin tetap dominan, sekalipun tidak mendapat dukungan.Akhirnya berbagai rekayasa dibikin (*), seakan-akan merekalah yang paling memperjuangkan nasib semua golongan.

Perlu diketahui bahwa Islam tidak mengajari ummatnya berambisi meng Islamkan dunia. Selain beragama menurut ajaran Islam itu merupakan hak yang paling azasi bagi manusia, juga tidak ada landasan hukumnya bagi ummat Islam untuk melakukannya.Malah ambisi itu hanya bisa terwujud dalam mimpi.Tak mungkin semua ummat manusia bersatu dalam agama Islam. ALLOH sendiri menegaskan:

"Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua manusia dimuka bumi seluruhnya.Maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?"(QS. Yunus: 99)

Tugas dakwa Islam tidak sekedar mengajak orang masuk Islam, tapi juga menciptakan tata dunia yang damai dan tentram. Tugas menyampaikan kebenaran Islam itu harus dilakukan, tapi tidak mengabaikan misi kemanusiaan, yaitu "rahmatan lil'alamin dan kaffatan lin-naas" Menyebarkan kasih sayang kepada seluruh alam, dan seluruh manusia. Adapun tugas menyampaikan kebenaran Islam dan meyakinkan orang lain terhadap Islam dilakukan dengan pendekatan yang baik, melalui diskusi yang baik, sikap yang sportif. Bukan dengan cara yang licik, membujuk orang-orang miskin dengan sepotong roti dan sekilo beras. Ini adalah cara menipu yang dibungkus dengan kasih sayang.Cara-cara yang tidak sportif ini banyak dilakukan oleh ummat lain dalam
mempengaruhi Ummat Islam yang miskin dan lemah ekonomi. Mereka iming-imingi dengan janji muluk-muluk. Dibalik tawaran itu, mereka bawa misi yang disembunyikan. Nampaknya toleransi ummat Islam selama ini banyak disalahtafsirkan orang. Mereka berkeliaran masuk rumah-rumah orang Islam untuk menyampaikan missinya secara licik, dengan alasan "Ummat Islam - Ummat Toleran".Orang-orang bodoh itu ditipu, orang-orang miskin dibohongi

Jikalau sudah demikian keadaannya, ummat Islam perlu menyampaikan bahwatoleransi dalam Islam itu ada batasnya. Bila batas itu dilanggar, tiba saatnya bagi kaum muslimin untuk menyatakan sikap tegas sebagai ummat Islam.Tidak perlu ditakuti, sebab bukankah Alloh perintahkan:

" Maka katakanlah kepada mereka: Saksikan bahwa kami adalah ummat Islam " (QS. Ali Imraan :64)

 

Kembali